Sejenak, pikiranku hanya terfokus untuk terus mengingat hingga sekecil apapun kenangan indah bersama orang tuaku. Namun tak luput juga dosa dari kenakalanku semasa beliau masih ada. Tepat tanggal 1 Mei 2004, adalah salah satu momentum dari sekian banyak kisah hidup bersama mereka. Hari itu, saya bersama 25 orang kawan dievakuasi oleh aparat kepolisian dengan tuduhan pasal karet penghinaan terhadap kepala negara.
Saya berharap kejadian ini tidak sampai ditelinga Bapak dan Ibu. Namun serapi apapun sekitarku menyembunyikannya, akan tercium juga oleh insting orangtuaku. Sehari sejak ditahan, bapak tanpa sepengetahuanku tiba-tiba muncul di tahanan sempit itu. Sepintas air matanya keluar dan memelukku.
"Jadikan ini pelajaran berharga buat kamu, Bapak tidak marah", ucap beliau dalam pelukanku yang begitu erat bersama harapan agar beliau memahami dengan apa yang kulakukan. "Jangan sampai Ibu tahu ya Pak, ucapku dengan pelan". Maklum saja, saya begitu takut Ibu shok mengetahui keaadanku, apalagi beliau dalam keadaan terserang stroke yang sudah mendera selama 6 tahun lebih.Tak jauh asap dari api, Ibu tanpa sepengetahuan bapak, berusaha mencari tahu keberadaanku. Padahal bapak sudah menjelaskan kalau saya sedang diluar kota untuk urusan kuliah. Ibu menelfon ke kerabat dan keluarga, ke kantor kepolisian dan terakhir mendapatkan informasi lengkap justri di birokrasi kampus.
Bapak jangan bohongi saya lagi, ucap Ibu. Saya tahu jika anak kita tidak pulang, pasti ada apa-apa. Dan Ibu juga melihat peristiwa di TV, dimana tersirat jika orang yang dilihatnya adalah saya. Betapa besar rasa khawatir Ibu dan Bapak kepadaku, kebahagiaan tak ternilai yang mungkin saja tidak semua orang mendapatkannya.
Rasa syukur yang tak terhingga saya panjatkan, disaat Beliau berdua akan meninggalkan kami, saya masih bisa berada didekatnya. Saya masih sempat berbuat dan merawat mereka di akhir hidupnya. Saya mungkin belum bisa memberikan apa2 ketika itu, kecuali do'a dan tindakan sekecil zahrah. Namun saya yakin, bahwa niat yang tulus adalah jalan terbaik untukku dalam mendekatkan diri Kepada-Nya.
Terimakasih tuhan, semoga mereka Engkau berikan tempat yang paling Indah di Sisi-Mu. Amin. Mom and Dad, you are the Greatest Treasure in my life.....
(Catatan Singkat Dari Seorang Kawan......)


Tidak ada komentar:
Posting Komentar